KOTA MALANG - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK-UB) menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan kegiatan workshop dengan topik Best Practices of Sampling and Analysis Methods for Microplastics. Kegiatan ini diselenggarakan selama empat hari, Senin-Kamis (22-25/05/2023).
Workshop hari pertama dihadiri 30 peserta terpilih, yang terdiri dari dosen FPIK UB, mahasiswa tingkat sarjana dan pascasarjana, serta dua mahasiswa program inbound dari Universiti Malaysia Terengganu/UMT).
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FPIK-UB, Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si. Dengan dipandu Kepala Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (ESPK) M. Arif As’adi, M.Sc., workshop menghadirkan empat pemateri yang memaparkan praktik metode sampling dan analisis laboratorium untuk mikroplastik di lingkungan air dan biota laut (ikan dan kerang) berdasarkan pengalaman baik dari tim NTU dan UB.
Dr. Nur Hazimah Binte Mohamed Nor (NTU) dan Deanna Hwang Kai Wen mewakili tim NTU, sedangkan Defri Yona, S.Pi., M.Sc.stud., D.Sc. dan Achmadika Avisina mewakili UB.
Acara workshop ditutup oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Mahasiswa Dr.Eng Abu Bakar Sambah, S.Pi., M.T.
Pada hari pertama ini, para narasumber dari NTU dan mahasiswa program inbound dari UMT, berkesempatan menemui Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Sc., Ph.D.Med.Sc. Rektor menyambut gembira kegiatan ini dan mendiskusikan berbagai peluang untuk kegiatan student exchange dalam waktu dekat.
Baca juga:
Kode Etik Jurnalistik
|
Kegiatan ini merupakan bagian dari kolabarasi penelitian Southeast Asia Plastic (SEAP). SEAP merupakan salah satu dari empat program hibah penelitian dunia yang didanai oleh Natural Environment Research Council (NERC)-UK dan National Research Foundation (NRF)-Singapore selama tiga tahun (2021-2023) dan bergeser sampai akhir tahun 2024 karena pandemi Covid-19.
Salah satu proposal yang didanai adalah Sources, impacts and solutions for plastics in South-East Asia coastal environments. Untuk tema ini terdapat delapan institusi yang tergabung di dalamnya, antara lain Stirling University (UK), National Oceanography Centre (NOC-UK), Harriot-watt University (UK), Swinburne University of Technology Sarawak Campus (Malaysia), Universitas Brawijaya (Indonesia), Nanyang Technological University (NTU-Singapore), Kasetsart University (Thailand), dan University on Mons (Belgium).
Menurut Aida Sartimbul, Ph.D., penanggungjawab untuk Indonesia, kerjasama penelitian SEAP ini telah dilegalkan melalui MoU (NERC Ref: NE/V009621/1 – NOC Ref: NE/V009591/1 – NTU Ref: REQ0178480) yang telah ditandatangani oleh pimpinan seluruh institusi terkait pada tanggal 1 September 2021.
Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk menepis isu tentang Indonesia sebagai sumber sampah plastik terbesar ke-2 di dunia (3, 22 MMT/ tahun) setelah Cina berdasarkan penelitian Jambeck dkk. (2015) yang diterbitkan pada Journal Science, dengan cara mempelajari sumber, dampak, dan solusi dari plastik di Asia Tenggara sepanjang jalur Arus Lintas Indonesia (IndonesianThroughflow/ ITF).
ITF berperan penting dalam membawa massa air dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia. Pada penelitian ini terdapat lima titik sampling yang ditetapkan sepanjang ITF yang meliputi Perairan Muncar dan Teluk Jakarta (Indonesia), Singapura, Sarawak, dan Thailand.
Hari kedua dan ketiga dari kegiatan ini berupa field trip dan sampling mikroplastik di Perairan Muncar, Banyuwangi. Selain orientasi wilayah kajian bagi tim NTU, kegiatan ini sekaligus merupakan sampling ke-6 dari tim SEAP Indonesia. Kegiatan ini dibatasi hanya tujuh peserta inti saja, diantaranya: Ir. Aida Sartimbul, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Pelaksana kegiatan ini, Dr. Nur Hazimah Binte Mohamed Nor dan Deanna Hwang Kai Wen (NTU), serta tim UB yang terdiri dari Victor Adi Winata, S.Kel (mahasiswa S2), Achmadika Avisinia (mahasiswa S1), dan Nurmalisa Wirdana (mahasiswa MBKM).
Rangkaian akhir dari kegiatan ini adalah kuliah tamu dengan judul Marine Pollution in climate change era and It’s Recent Studies yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh 50 peserta yang merupakan mahasiswa dari mata kuliah perubahan iklim dan ekosistem laut, mahasiswa pascasarjana, dan beberapa dosen terkait. Pemateri yang menarik serta pembagian door prize berupa 4 buku dari RG MEXMA (Research Group Marine Resources Exploration and Management) menambah seru kuliah tamu di hari keempat ini.
“Mahasiwa UB cerdas, aktif, dan responsif dalam mengikuti kuliah, sehingga saya semakin semangat berbagi. Tidak seperti umumnya mahasiswa di Singapura yang malu-malu untuk bertanya”, kata Dr. Hazimah.
Dekan FPIK UB menyampaikan kegiatan kolaborasi tersebut sangat penting dilakukan, agar dapat memperdalam pengetahuan kita, membangun kolaborasi dan bekerja sama menuju masa depan yang bebas dari ancaman mikroplastik.
“Harapannya bentuk kerja sama ini menjadi awal dalam menyelesaikan permasalahan mikroplastik secara global yang terjadi. Dengan adanya kegiatan tersebut menjadi langkah awal bagi peneliti untuk meningkatkan riset mengenai mikroplastik terkait risiko dan dampak mikroplastik pada makhluk hidup dan memfasilitasi metode sampling dan analisis laboratorium yang tepat, “ ungkap Prof. Maftuch.
Lebih lanjut Aida Sartimbul menyampaikan bahwa melalui kolaborasi penelitian dengan banyak negara ini selain memberikan kesempatan kepada para mahasiswa dan dosen FPIK UB melakukan penelitian terkait dan menggunakan metode, peralatan, dan bahkan laboratorium baik di Indonesia dan di negara mitra.
“Saat ini sekitar sepuluh mahasiswa jenjang sarjana dan pascasarja terlibat dalam penelitian ini, dan telah meluluskan empat mahasiswa sarjana dan akan segera disusul dua mahasiswa lainnya dari jenjang sarjana dan pascasarjana, “ pungkas Aida. (VAW/ASA/Humas UB)