KOTA MALANG - Direktorat Teknologi Informasi Universitas Brawijaya (DTI UB) berkolaborasi dengan, Kemdikbud dan Badan Siber Sandi Negara (BSSN) menggelar acara Sosialisasi dan Workshop Tata Kelola Penanganan Insiden Siber Perguruan Tinggi untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi kemajuan teknologi Artificial Intelligence dan Digital Teknologi, Senin (29/5/2023) di UB Guest House.
Direktur Direktorat Teknologi Informasi Dr. Raden Arief Setyawan, ST., MT. sebagai ketua penyelenggara mengatakan Security menjadi parameter yang paling penting di era teknologi ini
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi UB, Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc, memprediksi bahwa sepuluh tahun lagi banyak pekerjaan yang melibatkan AI dan Digital Teknologi.
“Dalam problematika secara jujur kami sampaikan mewakili Indonesia, kurikulum yang ada di perguruan tinggi Indonesia masih belum mempersiapkan itu padahal di masa yang akan datang anak kita akan berhadapan dengan era dimana kemampuan adaptasi mereka ke Artificial Intelligence (AI) dan Digital Technology, ” kata Andi Kurniawan
Dia menambahkan bahwa ada keburaman informasi yang terjadi di media social saat ini.
“Satu hal yang kita yakini seperti ini bahwa kebohongan yang terus didengungkan itu akan diyakini sebagai kebenaran dan problematikanya sekarang dengan luasnya informasi di media sosial bahkan tidak tahu mana yang bohong dan mana yang sungguhan, dan tidak bisa dibayangkan yang terjadi di negeri ini, masa depan anak - anak kita, disatu sisi kita belum mempersiapkan mereka secara detail sementara serangan mitigasi keamanan yang tidak bisa kita hindarkan lagi, ” lanjutnya.
Narasumber dan Peserta Melakukan Foto Bersama Sebelum Acara Dimulai.
Baca juga:
Sri Hastjarjo, S Sos , Ph D: Pers dan Media
|
Andi berharap permohonan bantuan kerjasama dan arahan dari BSSN, karena UB mencoba memformat diri sebagai Artificial Intelligence (AI) dan Digital Campus yang merupakan langkah awal dari sebuah langkah besar untuk menyambut era baru, tidak hanya untuk UB tapi menyiapkan Indonesia untuk menuju tahun Emas 2045” kata Andi Kurniawan.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia BSSN Giyanto Awan Sularso S. Kom., MM. menyampaikan saat ini masyarakat tidak terlepas dari yang namanya pemanfaatan teknologi informasi namun sayangnya belum dibarengi dengan kesadaran akan pentingnya keamanan”.
Perlu diketahui bahwa berdasarkan laporan dari pusat monitoring di tahun 2022 terjadi Anomali Trafik hampir sekitar 1 milyar, yang didominasi oleh 50%-60% malware. Selain itu dikhawatirkan diawal tahun 2023 kepala BSSN menyampaikan akan terjadi trend serangan siber malware, social engineering, Bright Data.
Giyanto menerangkan sebenarnya Universitas Brawijaya sudah siap jadi tim tanggap insiden siber
“Kalau kita perhatikan beberapa kejadian ditahun 2023 sampai sekarang, prediksi sudah terbukti adanya Bright Data, Ransomware dan disusupinya website-website , terutama website pemerintah termasuk website Perguruan Tinggi oleh situs judi online dan menjadi PR bersama , mudah-mudahan dengan terbentuknya tim insiden siber ini ada banyak hal yang bisa kita lakukan agar koordinasi lebih mudah untuk mitigasi lebih terarah dan lebih cepat.
Dia juga berharap kesempatan workshop ini bisa dimanfaatkan dengan baik diharapkan juga koordinasi dan kolaborasi diantara stake holder lebih baik antara Perguruan Tinggi, Industri, pemerintah” tutur-Nya.
“Keamanan siber ini menjadi urusan bersama , urusan wajib bersama, bukan urusan satu pihak saja dan mudah-mudahan kegiatan ini akan bermanfaat untuk meningkatkan kematangan keamanan siber di sektor pendidikan khususnya, kematangan dan keamanan siber Indonesia pada umumnya” kata Giyanto Awan.
kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta, yang terdiri dari perwakilan Pengelola Sistem Informasi Infrastruktur TI dan Kehumasan (PSIK) UB, dan beberapa perwakilan dari Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, UIN Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Kanjuruhan Malang, Universitas Gajayana, dan Institut ASIA. (wdd/ Humas UB)